Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Puisi

Saduran Puisi Pak Sapardi "Aku Ingin Mencintaimu Dengan Sederhana"

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; dengan cerita yang realistis tanpa dikte dari sinetron, buku, video-video, atau cerita di luar kita. Aku ingin mencintaimu dengan sederhana; dengan cerita romantis ala kita tanpa perlu menunjukannya pada apa atau siapa, bahkan kepada dunia.

Teruntukmu Dihari Kelahiranmu

Malam ini begitu sesak bertumpuk sajak Kata berserak seperti daun kering yang terbawa angin Kepalaku penuh tentangmu Rembulan sedang terang meski belum purnama Angin berhembus menjadi begitu dingin Bayangmu hadir memberi kehangatan Semoga akan lama Yang lalu Setiap detik bersamamu Selalu begitu Dalam setiap penantian matahari pagi Kesunyian yang benar-benar sunyi Selalu kerinduan akan hadirmu bersamaku *Ruang sunyi; dini hari.

Mati di Persimpangan Jalan

Hidup adalah anugerah dari Tuhan yang tidak boleh disia-siakan Kemampuan berbicara itu istimewa maka jangan kau salah gunakan Tindakanmu mencerminkan perilaku sesungguhnya dan prinsipmu menggambarkan watak Emosi perlu dirawat biar tidak seperti rayap, kematangan berpikir itu perlu biar tidak kekanak-kanakan Jabatan adalah tanggung jawab yang akan dipertanggungjawabkan oleh karenanya niat ikhlas harus diluruskan Pengabdian harus benar-benar nyata, mencari panggung boleh dengan tujuan kebaikan, asal tidak membunuh yang lain untuk mendapatkannya Mengayomi tidak pandang bulu; Bukannya baik pada yang putih lantas mengabaikan yang hitam Bukannya baik pada yang tinggi lantas acuh pada yang pendek Bukannya baik pada yang beruang lantas tidak peduli pada yang kurang Tegas pada siapa yang melanggar, bukan tumpul karena bagian dari golongan Kau sudah mati; Sikap netralmu kau tukar dengan satu bendera, pikiranmu rela di kerangkeng Kritikan-kritikanmu tak lagi keluar dari mulut, matamu tak lagi taj...

Teruntuk Sahabatku

Memang... Dikala yang lain dapat mengerjakan tugas dengan sempurna, kita hanya bisa mengerjakan apa adanya dengan tenaga sisa... Dikala yang lain sudah tidur sebagaimana jam normal, kita masih sibuk dengan rapat informal... Dikala yang lain bebas berlibur kemana-mana, kita hanya bisa merasakan senang akan kebahagiannya... Dikala yang lain memenangkan kompetisi perlombaan, kita hanya mampu mengucap selamat sebagai wujud kebanggaan... Dikala yang lain memiliki banyak waktu dengan keluarga, kita hanya bisa melihat fotonya sebagai pengganti bersama dengannya... Teruntuk sahabatku yang mulai lelah dalam menjaga nafas perjuangan, Teruntuk sahabatku yang terbesit pikiran tuk berhenti di tengah perjalanan, Tidakkah kita ingat waktu itu kita memilih untuk keluar dari zona nyaman? Tidakkah kita ingat dulu kita mendambakan wadah pencetak kualitas melalui tempaan? Tidakkah kita telah berkomitmen mewakafkan diri ini untuk mengabdi? Tidakkah kita menyadari bahwa cita cita kita untuk memberikan keber...

Sudut Pandang

Terlihat dari jauh bangunan warna hijau berdiri mewah nan megah Rindang pepohonan mengelilingi Semakin dekat, semakin jelas terlihat Di depan gerbang disambut dengan bendera-bendera besar Membuat kagum MABA* yang datang masih dengan kepolosan “Kampus ternyata memang keren ya” Ungkap dalam hati, memang belum terkontaminasi Sore ramai lingkar diskusi, ruang-ruang dipenuhi “Mahasiswa memang harus berintelektual ya, setiap hari mereka diskusi” Ungkap lagi dalam hati, wajar saja Transisi dari siswa menuju maha Tongkrongan disuguhkan pengetahuan “Yang penting berani banyak bicara dulu, biar mereka terkesima” Dalam hati seorang KATING** sebenarnya. ______ *Mahasiswa baru. **Kakak tingkat.

Luput

Matahari bersinar dengan panasnya Bagai raja yang tak satupun bisa menandinginya Ia lupa, saat awan hitam datang menutup kesombongannya.. Purnama terang bercahaya Bagai ratu dari bintang-bintang Ia lupa, saat mendung tiba menghalau keanggunannya.. Pohon-pohon berdiri dengan gagahnya Seolah dapat melindungi siapa saja yang ada di bawahnya Ia lupa, bahwa angin mampu menumbangkannya.. Rumput-rumput bergoyang riang gembira Merasa yang paling bahagia Ia lupa, kerbau dan sapi akan memakannya.. Kemudian makhluk hidup bernama manusia Mengejar jabatan dengan menghalalkan segala cara Ia lupa, tidak ada yang kekal di dunia..

Prinsip

Sepetak tanah bertumbuhkan rumput liar Ia kelapa sendiri, tak sedikitpun ada rasa takut Angin mencoba menumbangkannya Ia tetap tegar pada pendiriannya Lingkungan sekitar memakai celana semua Ia tetap pada sarung identitasnya Realita mencoba mengobrak-abrik apa yang menjadi prinsipnya Ia tetep kekeh pada idealismenya Tidak saklek pada satu, tidak berdebat atas yang haq Tidak merengek minta perlindungan Tetap berani meski sendiri Dan terus ikhtiar di tengah banyaknya penghianatan

Sebuah Kepastian

Matahari terbit dari timur itu pasti Tapi tidak dengan burung yang bertengger di atas pohon setiap pagi Setiap yang bernyawa akan mati itu pasti Tapi tidak dengan hujan meski mendung gelap gulita Semesta tidak pernah salah memberikan kepastiannya Yang salah pasti dihukum, yang benar dapat ganjaran Saat ini kamu menindas, suatu saat pasti ada yang membalas Semesta saling berkaitan, kawan.. Sudah pernahkah kau renungkan? Hari ini adalah buah dari perlakuanmu di masa lalu Dan perlakuanmu hari ini akan berbuah di masa yang akan datang